Jumat, 06 September 2013

perkembangan emosi



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setiap manusia yang lahir di dunia pada umumnya, mereka menangis serta mengepalkan tangannya. Bayi lahir sudah memberikan tanda kepada seseorang dengan emosinya, yakni menangis. Setelah bayi mulai bertambah usianya, maka mereka mulai menampakkan variasi emosinya, yakni tersenyum maupun tertawa. Semakin bayi bertambah umur, dan mengalami fase anak-anak, remaja dan dewasa maka emosinya semakin kompleks.
Di dalam makalah ini, akan dibahas mengenai perkembangan emosi yang terdiri dari pengertian emosi, pengelompokan emosi, perbedaan emosi; mood; dan temperamen, ciri-ciri emosi, pengaruh emosi terhadap perilaku dan prubahan fisik, serta perilaku emosi pada usia bayi; remaja; dan orang dewasa.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Emosi?
2.      Apa Perbedaan Emosi, Mood dan Temperamen?
3.      Apa Ciri-ciri Emosi serta Pengelompokan Emosi?
4.      Bagaimana Pengaruh Emosi Terhadap Perilaku dan Perubahan Fisik Individu?
5.      Bagimana Perbedaannya Emosi pada Usia Bayi, Remaja dan Orang Dewasa?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Emosi
Emosi merupakan suatu keadaan pada diri organisme ataupun individu pada suatu waktu tertentu yang diwarnai dengan adanya gradasi afektif mulai dari tingkatan lemah sampai tingkatan kuat, seperti tidak terlalu kecewa dan sangat kecewa. Sedangkan menurut english and english emosi adalah “A complex feeling state accompained by characteristic motor and glandular activities” (emosi adalah suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris). Sedangkan menurut Sarlito Wirawan Sarwono mengatakan bahwa emosi merupakan setiap keadaan pada diri seorang yang disertai warna efektif baik pada tingkat lemah maupun dalam tingkat yang mendalam. Jadi emosi adalah keadaan atau perasaan individu dari tingkat lemah hingga kuat[1].
Berbagai macam emosi dapat muncul dalam diri seorang individu, misalnya sedih, senang, kecewa, cinta, marah dan lain-lain. Emosi-emosi tersebut dapat mempengaruhi cara anak berpikir dan bertindak mengenai perasaan tersebut.  Berkembangannya emosi pada anak tidak terlepas dari hubungan sosial dengan sesamanya, maupun dari faktor pertambahan usia si anak, karena semakin anak betambah usia maka anak tersebut akan semakin mengenali emosinya dan perasaan orang lain. Namun, kemampuan untuk membedakan emosi seseorang tidak hanya berkembang sejalan dengan bertambahnya usia, tetapi bagaimana emosi orang-orang yang ada di sekitarnya.
Sehingga emosi terkadang dikemukakan sebagai keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu, dan emosi cenderung berkaitan dengan perilaku yang mengarah atau menyingkir terhadap sesuatu, serta perilaku tersebut disertai adanya ekspresi kejasmanian. Namun terkadang orang masih dapat menyembunyikan atau mengontrol keadaan dirinya sehingga emosi yang dialami tidak tercetus keluar dengan tanda-tanda kejasmanian atau yang disebut dengan masking.
B.     Perbedaan Emosi dengan Mood dan Temperamen serta Ciri-ciri Emosi
Secara garis besar emosi, mood dan temperamen itu terdapat perbedaan yakni emosi pada umumnya berlangsung dalam waktu yang relatif singkat, sedangkan mood atau suasana hati umumnya berlangsung dalam waktu yang relatif lebih lama daripada emosi, tetapi intensitasnya kurang apabila dibandingkan dengan emosi, misalnya apabila seseorang mengalami marah (emosi), maka kemarahan itu tidak segera hilang begitu saja, tetapi masih terus berlangsung dalam jiwa seseorang (ini yang dimaksud dengan mood) yang akan berperan dalam diri seseorang. Sedangkan, temperamen adalah keadaan psikis seseorang yang lebih permanen dari pada mood, oleh karena itu temperamen lebih merupakan aspek kepribadian seseorang apabila dibandingkan mood.[2]
Dari perbedaan di atas maka ciri-ciri emosi yakni sebagai berikut: emosi lebih bersifat subyektif seperti pengamatan dan berpikir, bersifat fluktuatif (tidak tetap), dan banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan pancaindra.
C.    Pengelompokan Emosi
Emosi dapat dikelompokan menjadi dua yaitu emosi sensoris dan emosi psikis. Emosi sensoris yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh, misalnya marah, menangis. Sedangkan emosi psikis yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan, misalnya perasaan intelektual yaitu perasaan yang berhubungan dengan ruang lingkup kebenaran, perasaan sosial yaitu perasaan yang menyangkut hubungan dengan orang lain, yang bersifat perseorangan atau kelompok, perasaan susila yaitu perasaan yang berhubungan dengan nilai-nilai baik dan buruk atau moral, perasaan keindahan yaitu perasaan yang berkaitan erat dengan keindahan, baik bersifat kebendaan maupun kerohanian, dan perasaan ketuhanan[3].
D.    Pengaruh Emosi Terhadap Perilaku dan Perubahan Fisik Individu
Pada masa anak-anak dan remaja pasti melewati tahap pengaruh emosi. Emosi-emosi yang dialami anak-anak maupun remaja dapat mempenagruhi perilaku anak tersebut. Berikut ini beberapa contoh pengaruh emosi terhadap perilaku individu, diantaranya:
1.      Emosi dapat memperkuat semangat seseorang, misalnya orang merasa senang atau puas terhadap hasil yang dicapai
2.      Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan
3.      Menghambat konsentrasi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan dapat menimbulkan sikap gugup dan gagap dalam berbicara
4.      Terganggunya penyesuain sosial, jika terjadi rasa cemburu dan iri hati
Selain emosi mempengaruhi perilaku anak, emosi juga dapat merubah fisik mereka. Berikut ini, beberapa contoh pengaruh emosi terhadap perubahan fisik yakni dapat dilihat pada tabel berikut ini[4],

Jenis Emosi
Perubahan Fisik
Terpesona
Reaksi elektris pada kulit
Marah
Peredaran darah bertambah cepat
Terkejut
Denyut jantung bertambah cepat
Kecewa
Bernafas panjang
Sakit atau marah
Pupil mata membesar
Takut atau tegang
Air liur mengering
Takut
Merinding
Tegang
Terganggu percenaan,
otot-otot menegang
atau bergetar
E.     Perkembangan Emosi pada Bayi, Anak-anak dan Orang Dewasa
Perkembembangan emosi ketika masa bayi yakni dimulai ketika usia 0. Emosi bayi ketika usai 0 sampai 8 minggu yakni kehidupan bayi sangat dipengaruhi oleh emosi. Emosi pada anak sangat berhubungan dengan perasaan fisik, dengan kualitas perasaan senang dan tidak senang jasmaniah, misalnya bayi senyum atau tidur pulas kalau marasa kenyang, hangat dan nyaman. Dia akan menangis apabila merasa lapar, haus, kedinginan atau sakit. Usia 8 sampai1 tahun, perasaan psikis sudah mulai berkembang. Anak tersenyum jika melihat mainan yang berada didepannya atau melihat seseorang yang telah ia kenali, sedangkan akan merasa tidak senang atau menangis jika ada orang yang belum dikenal memangkunya atau menimangnya. Sehingga pada usia ini, perasaan anak mengalami ferensiasi (penguraian) yakni penguraian perasaan senang dan tidak senang secara jasmaniah menjadi perasaan-perasaan senang, tidak senang, marah, jengkel, terkejut dan takut[5].
Kemudian pada usia 1 sampai 3 tahun perkembangan emosinya yakni emosi pada usia ini sudah mulai terarah pada sesuatu misalnya orang, benda, atau makhluk lain; jika sudah menginjak pada usia 2 tahun dan juga telah mengalami perkembangan bahasa maka anak dapat menyatakan perasaannya dengan menggunakan bahasa. Sifat-sifat perasaan anak pada fase ini antara lain: labil artinya mudah kembali berubah (sebentar menangis, kemudian tertawa), mudah tersulut tetapi tidak bertahan lama dan sifatnya dangkal.
Perilaku emosi ketika masa bayi yakni ketika waktu lahir emosi tampak dalam bentuk yang sederhana, hampir tidak terbedakan sama sekali. Dengan semakin bertambahnya usia maka emosi maka reaksi emosi menjadi kuarang tersebar, kurang acak dan lebih dapat dibedakan, serta emosi dapat ditimbulkan oleh berbagai rangsangan. Pada masa ini terdapat dua ciri khusus, yakni: pertama, emosi bayi sangat berbeda dengan emosi masa remaja dan orang dewasa, serta kadang-kadang dari anak yang lebih tua darinya. Misalnya emosi marah dan takut, namun emosi pada masa bayi bersifat sementara dan dapat berubah menjadi emosi lain jika perhatian bayi dialihkan.
Kedua, emosi lebih mudah dibiasakan pada masa bayi dibandingkan periode-periode lain. Hal tersebut dikarenakan kemampuan intelektualnya masih terbatas, sehingga mereka mudah dan cepat beraksi terhadap rangsangan yang pada waktu lalu membangkitkan reaksi emosionalnya. Sedangkan karakteristik emosi pada masa remaja dan orang dewasa dapat dilihat pada tabel berikut ini[6],
Karakteristik Peristiwa Anak atau Remaja dan Dewasa

Emosi anak atau remaja
Emosi orang dewasa
Berlangsung singkat dan berakhir tiba-tiba
Berlangsung lebih lama dan berakhit lambat
Terlihat lebih hebat atau kuat
Tidak terlihat hebat atau kuat
Bersifat sementara atau dangkal
Lebih mendalam dan lama
Lebih sering terjadi
Jarang terjadi
Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya
Sulit diketahui karena lebih pandai menyembunyikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar