BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap manusia yang lahir di dunia pada umumnya,
mereka menangis serta mengepalkan tangannya. Bayi lahir sudah memberikan tanda
kepada seseorang dengan emosinya, yakni menangis. Setelah bayi mulai bertambah
usianya, maka mereka mulai menampakkan variasi emosinya, yakni tersenyum maupun
tertawa. Semakin bayi bertambah umur, dan mengalami fase anak-anak, remaja dan
dewasa maka emosinya semakin kompleks.
Di dalam makalah ini, akan dibahas mengenai
perkembangan emosi yang terdiri dari pengertian emosi, pengelompokan emosi,
perbedaan emosi; mood; dan temperamen, ciri-ciri emosi, pengaruh emosi terhadap
perilaku dan prubahan fisik, serta perilaku emosi pada usia bayi; remaja; dan
orang dewasa.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
Pengertian Emosi?
2. Apa
Perbedaan Emosi, Mood dan Temperamen?
3. Apa
Ciri-ciri Emosi serta Pengelompokan Emosi?
4. Bagaimana
Pengaruh Emosi Terhadap Perilaku dan Perubahan Fisik Individu?
5. Bagimana
Perbedaannya Emosi pada Usia Bayi, Remaja dan Orang Dewasa?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Emosi
Emosi merupakan suatu keadaan pada diri organisme
ataupun individu pada suatu waktu tertentu yang diwarnai dengan adanya gradasi
afektif mulai dari tingkatan lemah sampai tingkatan kuat, seperti tidak terlalu
kecewa dan sangat kecewa. Sedangkan menurut english and english emosi adalah “A
complex feeling state accompained by characteristic motor and glandular
activities” (emosi adalah suatu keadaan perasaan yang kompleks yang
disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris). Sedangkan menurut
Sarlito Wirawan Sarwono mengatakan bahwa emosi merupakan setiap keadaan pada
diri seorang yang disertai warna efektif baik pada tingkat lemah maupun dalam
tingkat yang mendalam. Jadi emosi adalah keadaan atau perasaan individu dari
tingkat lemah hingga kuat[1].
Berbagai macam emosi dapat muncul dalam diri seorang
individu, misalnya sedih, senang, kecewa, cinta, marah dan lain-lain.
Emosi-emosi tersebut dapat mempengaruhi cara anak berpikir dan bertindak
mengenai perasaan tersebut. Berkembangannya
emosi pada anak tidak terlepas dari hubungan sosial dengan sesamanya, maupun
dari faktor pertambahan usia si anak, karena semakin anak betambah usia maka
anak tersebut akan semakin mengenali emosinya dan perasaan orang lain. Namun, kemampuan
untuk membedakan emosi seseorang tidak hanya berkembang sejalan dengan
bertambahnya usia, tetapi bagaimana emosi orang-orang yang ada di sekitarnya.
Sehingga emosi terkadang dikemukakan sebagai keadaan
yang ditimbulkan oleh situasi tertentu, dan emosi cenderung berkaitan dengan
perilaku yang mengarah atau menyingkir terhadap sesuatu, serta perilaku
tersebut disertai adanya ekspresi kejasmanian. Namun terkadang orang masih
dapat menyembunyikan atau mengontrol keadaan dirinya sehingga emosi yang
dialami tidak tercetus keluar dengan tanda-tanda kejasmanian atau yang disebut
dengan masking.
B.
Perbedaan
Emosi dengan Mood dan Temperamen serta Ciri-ciri Emosi
Secara garis besar emosi, mood dan temperamen itu
terdapat perbedaan yakni emosi pada umumnya berlangsung dalam waktu yang relatif
singkat, sedangkan mood atau suasana hati umumnya berlangsung dalam
waktu yang relatif lebih lama daripada emosi, tetapi intensitasnya kurang
apabila dibandingkan dengan emosi, misalnya apabila seseorang mengalami marah
(emosi), maka kemarahan itu tidak segera hilang begitu saja, tetapi masih terus
berlangsung dalam jiwa seseorang (ini yang dimaksud dengan mood) yang
akan berperan dalam diri seseorang. Sedangkan, temperamen adalah keadaan psikis
seseorang yang lebih permanen dari pada mood, oleh karena itu temperamen
lebih merupakan aspek kepribadian seseorang apabila dibandingkan mood.[2]
Dari perbedaan di atas maka ciri-ciri emosi yakni
sebagai berikut: emosi lebih bersifat subyektif seperti pengamatan dan
berpikir, bersifat fluktuatif (tidak tetap), dan banyak bersangkut paut dengan
peristiwa pengenalan pancaindra.
C.
Pengelompokan
Emosi
Emosi dapat dikelompokan menjadi dua yaitu emosi
sensoris dan emosi psikis. Emosi sensoris yaitu emosi yang ditimbulkan oleh
rangsangan dari luar terhadap tubuh, misalnya marah, menangis. Sedangkan emosi
psikis yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan, misalnya perasaan
intelektual yaitu perasaan yang berhubungan dengan ruang lingkup kebenaran,
perasaan sosial yaitu perasaan yang menyangkut hubungan dengan orang lain, yang
bersifat perseorangan atau kelompok, perasaan susila yaitu perasaan yang
berhubungan dengan nilai-nilai baik dan buruk atau moral, perasaan keindahan
yaitu perasaan yang berkaitan erat dengan keindahan, baik bersifat kebendaan
maupun kerohanian, dan perasaan ketuhanan[3].
D.
Pengaruh
Emosi Terhadap Perilaku dan Perubahan Fisik Individu
Pada masa anak-anak dan remaja pasti melewati tahap
pengaruh emosi. Emosi-emosi yang dialami anak-anak maupun remaja dapat
mempenagruhi perilaku anak tersebut. Berikut ini beberapa contoh pengaruh emosi
terhadap perilaku individu, diantaranya:
1. Emosi
dapat memperkuat semangat seseorang, misalnya orang merasa senang atau puas
terhadap hasil yang dicapai
2. Melemahkan
semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan
3. Menghambat
konsentrasi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan dapat
menimbulkan sikap gugup dan gagap dalam berbicara
4. Terganggunya
penyesuain sosial, jika terjadi rasa cemburu dan iri hati
Selain emosi mempengaruhi perilaku anak, emosi juga
dapat merubah fisik mereka. Berikut ini, beberapa contoh pengaruh emosi
terhadap perubahan fisik yakni dapat dilihat pada tabel berikut ini[4],
Jenis Emosi
|
Perubahan Fisik
|
Terpesona
|
Reaksi elektris pada kulit
|
Marah
|
Peredaran darah bertambah cepat
|
Terkejut
|
Denyut jantung bertambah cepat
|
Kecewa
|
Bernafas panjang
|
Sakit atau marah
|
Pupil mata membesar
|
Takut atau tegang
|
Air liur mengering
|
Takut
|
Merinding
|
Tegang
|
Terganggu percenaan,
otot-otot menegang
atau bergetar
|
E.
Perkembangan
Emosi pada Bayi, Anak-anak dan Orang Dewasa
Perkembembangan emosi ketika masa bayi yakni dimulai
ketika usia 0. Emosi bayi ketika usai 0 sampai 8 minggu yakni kehidupan bayi
sangat dipengaruhi oleh emosi. Emosi pada anak sangat berhubungan dengan
perasaan fisik, dengan kualitas perasaan senang dan tidak senang jasmaniah,
misalnya bayi senyum atau tidur pulas kalau marasa kenyang, hangat dan nyaman.
Dia akan menangis apabila merasa lapar, haus, kedinginan atau sakit. Usia 8
sampai1 tahun, perasaan psikis sudah mulai berkembang. Anak tersenyum jika
melihat mainan yang berada didepannya atau melihat seseorang yang telah ia
kenali, sedangkan akan merasa tidak senang atau menangis jika ada orang yang
belum dikenal memangkunya atau menimangnya. Sehingga pada usia ini, perasaan
anak mengalami ferensiasi (penguraian) yakni penguraian perasaan senang dan
tidak senang secara jasmaniah menjadi perasaan-perasaan senang, tidak senang,
marah, jengkel, terkejut dan takut[5].
Kemudian pada usia 1 sampai 3 tahun perkembangan
emosinya yakni emosi pada usia ini sudah mulai terarah pada sesuatu misalnya
orang, benda, atau makhluk lain; jika sudah menginjak pada usia 2 tahun dan
juga telah mengalami perkembangan bahasa maka anak dapat menyatakan perasaannya
dengan menggunakan bahasa. Sifat-sifat perasaan anak pada fase ini antara lain:
labil artinya mudah kembali berubah (sebentar menangis, kemudian tertawa),
mudah tersulut tetapi tidak bertahan lama dan sifatnya dangkal.
Perilaku emosi ketika masa bayi yakni ketika waktu
lahir emosi tampak dalam bentuk yang sederhana, hampir tidak terbedakan sama
sekali. Dengan semakin bertambahnya usia maka emosi maka reaksi emosi menjadi
kuarang tersebar, kurang acak dan lebih dapat dibedakan, serta emosi dapat
ditimbulkan oleh berbagai rangsangan. Pada masa ini terdapat dua ciri khusus,
yakni: pertama, emosi bayi sangat berbeda dengan emosi masa remaja dan orang
dewasa, serta kadang-kadang dari anak yang lebih tua darinya. Misalnya emosi
marah dan takut, namun emosi pada masa bayi bersifat sementara dan dapat
berubah menjadi emosi lain jika perhatian bayi dialihkan.
Kedua, emosi lebih mudah dibiasakan pada masa bayi
dibandingkan periode-periode lain. Hal tersebut dikarenakan kemampuan
intelektualnya masih terbatas, sehingga mereka mudah dan cepat beraksi terhadap
rangsangan yang pada waktu lalu membangkitkan reaksi emosionalnya. Sedangkan
karakteristik emosi pada masa remaja dan orang dewasa dapat dilihat pada tabel
berikut ini[6],
Karakteristik Peristiwa Anak atau Remaja
dan Dewasa
Emosi anak atau remaja
|
Emosi orang dewasa
|
Berlangsung singkat dan berakhir
tiba-tiba
|
Berlangsung lebih lama dan berakhit
lambat
|
Terlihat lebih hebat atau kuat
|
Tidak terlihat hebat atau kuat
|
Bersifat sementara atau dangkal
|
Lebih mendalam dan lama
|
Lebih sering terjadi
|
Jarang terjadi
|
Dapat diketahui dengan jelas dari
tingkah lakunya
|
Sulit diketahui karena lebih pandai
menyembunyikan
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar